4. Apakah Bumi Muda atau Tua

Bulan lalu kita sudah membahas dunia dinosaurus, dan apakah mungkin ada dinosaurus di bahtera Nuh, juga kemungkinan manusia dan dinosaurus hidup pada zaman yang sama. Dalam pembahasan itu kita sudah melihat yang biasa disebut Kolom Geologis, yang disusun para pendukung faham evolusi dan Darwinisme. Berdasarkan faham evolusi itu, Bumi sudah berumur sekitar 5 milyar tahun sedangkan menurut Alkitab, umur bumi adalah kurang dari 20.000 tahun. Perbedaan ini menjadi tantangan bagi banyak orang karena di sekolah, universitas dan  media massa dikemukakan bahwa alam semesta sudah ada sejak terjadi “big bang” sekitar 20 milyaran tahun yang lalu dan bumi sudah ada sejak 5 milyar tahun yang lalu. Sebaliknya, di Alkitab umur bumi di bawah 20.000 tahun. Adam dan Hawa, kedua manusia pertama, hanya hidup dan jatuh ke dalam dosa 6000 tahun lalu. Bagaimana mungkin mengatasi perbedaan dan kontradiksi itu?

Penyelidikan topik umur alam semesta dan bumi akan kita selidiki dari dua sisi. Pertama, kita bahas bulan ini tentang beberapa bukti umum yang ada di alam kita, dan pada edisi bulan depan, secara khusus kita akan membahas cara-cara penghitungan umur seperti Carbon-14 dan proses-proses Radiometrik.

Dalam artikel bulan ini, kita akan menyelidiki ‘bukti’ umur di alam kita, supaya kita lebih memahami bahwa ada banyak petunjuk atau bukti yang mendukung, bahwa bumi adalah sangat muda. Jawaban masalah ini akan menunjukkan apakah Alkitab benar dan dapat diandalkan sebagai pedoman kehidupan.

Kolom Geologis dan Umur Fosil-fosil menurut Faham Darwinisme

Kita sering mendengar bahwa fosil-fosil telah membuktikan proses evolusi dan umur bumi yang tua. Ternyata yang sebaliknya adalah yang benar. Karena tidak ditemukan fosil-fosil transisi maka faham evolusi memiliki masalah besar untuk menjelaskan teori mereka. Hal kedua, yang menjadi kejutan bagi ilmuwan yang anti Alkitab dan anti Allah sebagai pencipta adalah temuan-temuan fosil-fosil manusia modern yang hidup di zaman Palaeozoik dan Mesozoik yang menurut faham evolusi adalah lapisan-lapisan batu sebelum ada manusia. Jadi bilamana ditemukan fosil-fosil kehidupan manusia di zaman-zaman itu maka faham Darwinisme dan evolusi ambruk total, dan kebenaran Alkitab tentang bumi yang relatif muda diteguhkan kembali. Apa ada bukti seperti itu? Tentu ada!

Berikut, kita akan menyelidiki beberapa proses penghitungan umur alam semesta dan umur bumi yang menunjukkan bahwa semuanya jauh lebih muda dari apa yang biasa kita diberitahukan oleh kaum evolusioner.

Bukti-bukti bahwa Bumi dan Alam Semesta adalah Muda

1. Galaksi-galaksi berputar terlalu cepat

Bintang-bintang di dalam galaksi kita, “The Milky Way”, berputar terlalu cepat sekeliling pusat galaktiknya. Kecepatan berputar juga tidak konsisten. Yang di tengah berputar lebih cepat dari yang di lingkar luar. Kecepatan berputar begitu cepat sehingga dalam waktu hanya 200 juta tahun galaksi “The Milky Way” sudah kehilangan bentuk spiral dan akan punah.

Faham evolusi memerlukan paling sedikit 10 milyar tahun untuk galaksi kita sehingga proses ilmiah ini membuktikan kemustahilan proses evolusi dan umur alam semesta yang diajarkan adalah keliru sekali. Kaum ilmuwan evolusi pun, menyebut masalah ini “dilema pemutaran”.

2. Komet-komet hancur terlalu cepat

Menurut teori evolusi, komet-komet adalah seumur alam semesta kita, yaitu kira-kira 5 milyar tahun. Namun, setiap kali komet-komet mengorbit matahari, sebagian bahannya termakan daya tarik matahari sehingga tak mungkin sebuah komet bisa tahan sampai 100.000 tahun dan menurut observasi ilmuwan-ilmuwan, biasanya kebanyakan komet hanya berumur 10.000 tahun. Sekali lagi fakta ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa alam semesta tidak mungkin setua yang biasa dikemukakan dan sebaliknya adalah sangat muda. Komet yang sangat terkenal yang menakutkan manusia ratusan tahun lalu telah muncul kembali pada tahun 1986 dan sangat mengecewakan karena sudah menjadi begitu kecil sehingga hampir-hampir tidak kelihatan. Mengapa? Karena komet-komet menjadi hancur terlalu cepat dan menunjukkan bahwa alam     semesta adalah sangat muda!

3. Tidak ada cukup sedimen (tanah, lumpur, batu-batuan) di dasar laut

Tiap tahun, air dan angin mengikis sekitar 20 milyar ton tanah dan batu-batuan dari seluruh benua, daratan, pulau hingga terdorong dan tersimpan ke dalam lautan. Bahan-bahan tersebut menambah terus tiap tahun dan terkumpul di atas dasar laut yang terdiri dari batu-batuan dasar Bumi yang terbentuk dari lahar keras. Rata-rata lapisan batu-batuan sedimenter adalah kurang dari 400 meter. Proses subduksi lempeng tektonik menghabiskan 1 milyar ton sehingga 24 milyar ton ditambah tiap tahun. Masalahnya adalah lapisan sedimenter yang ada, dengan kecepatan yang sama masa kini memerlukan 12 juta tahun. Namun, bila dihitung dampak air bah global di zaman Nuh, jumlah sedimentar hanya cukup untuk 5000 tahun saja. Bila bumi sudah berumur 5 milyar tahun seperti yang diyakini teori evolusi, maka tidak ada lautan lagi karena seluruh bumi akan menjadi kolam lumpur global!

4. Tidak cukup sodium (garam) dalam laut

Tiap tahun, sungai-sungai dan air hujan yang mengalir dari daratan mengisi 450 juta ton sodium ke dalam laut. Hanya 27% dari sodium tersebut dihisap keluar dari laut tiap tahun melalui berbagai proses alam. Sisa dari sodium itu tetap di laut dan menambah kepada jumlah yang sudah ada di dalam lautan. Bila dari awal tidak ada sodium di dalam laut, jumlah total sodium di dalam laut hanya berjumlah cukup untuk maksimum kurang dari 42 juta tahun. Karena faham evolusi menuntut umur lautan adalah 3 milyar tahun, maka faham itu memiliki masalah besar sedangkan kalau lautan-lautan itu sudah memiliki umur 100 juta tahun, maka semua kehidupan di laut sudah lama punah. Oleh karena faham evolusi percaya kehidupan mulai di laut, maka ini kembali menjadi masalah besar dan karena hal ini, sekali lagi menunjukkan bahwa Bumi adalah muda.

5. Kawasan Magnetik Bumi merosot terlalu cepat

Dr. Thomas Barnes, profesor ilmu fisika di Universitas Texas, dalam bukunya yang berjudul Origin and Destiny of the Earth’s Magnetic Field menyatakan bahwa kekuatan yang terdapat dalam kawasan magnetik bumi telah diukur dengan seksama lebih dari 135 tahun lamanya dan telah dibuktikan bahwa “setengah umur” kawasan magnetik adalah 1400 tahun. Oleh karena itu, sekitar 20.000 tahun yang lalu kawasan magnetik bumi akan lebih dari bintang magnetik sehingga kehidupan di bumi menjadi mustahil dan dalam 30.000 tahun saja Bumi akan lenyap sebagai uap.

Kini diketahui bahwa kawasan magnetik Bumi merosot dengan faktor 2.7 selama 1000 tahun yang lalu dan fakta ini sangat mendukung pernyataan Alkitab bahwa Bumi adalah muda.

6. Terlalu sedikit Helium dalam atmosfir

Semua jenis penghancuran bahan radioaktif melepaskan gas helium ke udara. Kalau proses penghancuran tersebut telah terjadi selama milyaran tahun, sebagaimana diyakini kaum evolusioner, maka seluruh kehidupan di Bumi akan mati keracunan helium. Dengan memperhitungkan persentasi kecil helium yang bisa lepas dari atmosfir, jumlah helium yang ada masa kini hanyalah 0.05% dari jumlah helium yang akan terkumpul dalam masa 5 milyar tahun. Ini berarti umur atmosfir bumi jauh lebih muda dari perkiraan usia yang yang diyakini oleh kaum evolusioner. Hasil penyelidikan yang diterbitkan di Journal of Geophysical Research menunjukkan bahwa helium dalam batu-batu panas belum memiliki cukup waktu untuk keluar dari batu-batu itu. Batu-batu itu diperkirakan berumur satu milyar tahun namun bertahannya helium di dalamnya membuktikan bahwa batu-batu itu sesungguhnya hanyalah ribuan tahun bukan milyaran tahun. Riset dari Dr. Melvin Cook (majalah ilmiah Nature, jilid 179, hal.213) beserta Dr. Henry Faul (Nuclear Geology) menunjukkan bahwa jika menilik kadar arus masuknya zat helium ke dalam atmosfir maka umur Bumi harus kurang dari 30.000 tahun.

7. Tidak cukup kuburan atau kerangka dan tengkorak manusia

Ahli-ahli antropolog evolusioner menyatakan bahwa zaman batu telah berlangsung selama, sedikitnya, 100.000 tahun. Pada zaman itu telah hidup manusia Neanderthal dan Cro-magnon. Menurut skenario ilmuwan-ilmuwan itu dan kebiasaan jumlah kelahiran dan kematian sebelum zaman KB dan sebelum zaman kesehatan modern, seorang ibu akan melahirkan 10 anak dan rata-rata 4 akan meninggal dalam tahun pertama. Berdasarkan hal itu dan dengan rata-rata orang meninggal dengan umur 40 tahun, maka akan ada 2500 generasi. Dalam kurun waktu itu seharusnya sudah lahir lebih dari ratusan milyar orang. Ini masalahnya: di manakah mayat-mayatnya? Bumi sudah seharusnya penuh dengan kuburan ratusan milyaran orang di seluruh bumi. Namun hal itu tidak ada. Yang ada hanya cukup untuk sekitar 5000 tahun saja. Perhitungan itu adalah berdasarkan 100.000 tahun saja, apalagi kalau mau dihitung 3 juta tahun yang ilmuwan evolusioner katakan sebagai tahun-tahun proses evolusioner manusia. Dimanakah juga semua mayat kera, kuda, dinosaurus dan lain sebagainya, yang juga seharusnya ratusan milyar. Ketidak beradaan mayat-mayat itu membuktikan bahwa bumi adalah sangat muda.

8. Sejarah manusia adalah terlalu pendek

Semua catatan sejarah termasuk monumen megalitik dan lukisan-lukisan di gua-gua menyatakan bahwa sejarah manusia hanya ada sejak 5000 tahun lalu. Manusia sanggup membangun piramida-piramida dan struktur-struktur ajaib di berbagai tempat. Manusia sanggup mengembangkan bahasa-bahasa yang sangat rumit dan berbeda satu dengan yang lain, namun yang tertua hanya dapat ditemukan muncul 5000 tahun lalu! Mengapa? Karena bumi adalah muda. Manusia adalah muda. Dan proses evolusi ala Darwin sama sekali tidak memberi bukti yang memuaskan tentang teorinya. Yang diberikan adalah hanya filsafah atau agama baru di mana manusia lebih percaya ilmu pengetahuan daripada percaya saksi mata yang hadir waktu penciptaan, yaitu Sang Pencipta.

Dalam artikel bulan ini kita hanya membahas 8 bukti bumi berumur muda, sebenarnya masih ada  daftar yang dimiliki yaitu 150 bukti yang serupa dimana 90% dari semua proses alam menunjukkan bahwa Bumi adalah muda.

Mengapa ada yang mengatakan Bumi terbukti tua?

Salah satu hal yang dikemukakan bahwa bumi adalah tua diambil dari jaraknya bintang-bintang dari Bumi. Memang diketahui bahwa kecepatan terang atau cahaya adalah 300.000 km/detik dan jarak bintang-bintang yang terjauh adalah milyaran tahun cahaya dari Bumi. Maka disimpulkan Bumi adalah tua karena memerlukan milyaran tahun untuk kita dapat melihatnya di Bumi. Mengapa ini bukan masalah?

Pada waktu Tuhan menciptakan bintang-bintang pada Hari ke-4 dalam Minggu Penciptaan, Dia menciptakannya supaya kita dapat melihatnya. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dan berfungsi. Tuhan bukan saja menciptakan bintang-bintang itu, Dia juga menciptakan cahayanya sampai ke Bumi supaya kita dapat melihatnya. Bintang-bintang, bersama matahari dan bulan diciptakan dengan maksud menolong manusia menghitung waktu dan musim-musim.

Perhatikan Kejadian 1:14-15,

“Berfirmanlah Allah: “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi.”

Sumber

3. Apa Ada Dinosaurus di Bahtera Nuh

Sebelumnya kita sudah melihat bukti bahwa manusia adalah penciptaan khusus dan tidak berasal dari kera. Semua fosil yang disebut “missing-link” ternyata bukan “missing-link” seperti yang pertama diumumkan di surat-surat kabar tetapi sebagian adalah kera yang sudah punah, sebagian ternyata manusia yang berpenyakit, khususnya yang rawan gizi sehingga ada deformasi (perubahan bentuk, posisi, dan dimensi dari suatu benda) tubuhnya, dan lain adalah rekayasa ilmuwan penipu yang sedang mencari popularitas dengan menunjukkan kejutan-kejutan yang kemudian dinyatakan palsu!

Bulan ini kita menyelidiki faham umum bahwa dinosaurus-dinosaurus punah lebih kurang 65 juta tahun lalu dan bahwa manusia baru mulai berevolusi 3 juta tahun yang lalu. Berdasarkan informasi tersebut adalah mustahil manusia dan dinosaurus telah hidup bersamaan waktu. Tetapi bagaimana kalau ada bukti bahwa manusia dan dinosaurus telah hidup pada zaman yang sama? Kalau benar bahwa manusia dan dinosaurus telah hidup bersama maka teori Darwinisme tentang asal-usul manusia dan dinosaurus dan faham Dr. Charles Lyall, ahli geolog yang mempengaruhi Darwin bahwa umur bumi adalah sangat tua, akan terbukti salah, dan Alkitab akan terbukti benar!

Dalam Alkitab, manusia dan dinosaurus telah hidup bersama!

Pertama kita harus mengetahui dinosaurus, sebenarnya, adalah binatang apa?
Kata dinosaurus berarti "kadal raksasa". Sesungguhnya kata itu diciptakan oleh seorang ilmuwan yang mengartikannya pada tahun 1842 sebagai "kadal besar yang menakutkan". Sebelum tahun 1842 kata-kata yang dipakai di dalam sejarah, legenda, dan lain sebagainya adalah kata  “naga” atau “dragon” untuk menjelaskan reptilia yang besar dan menakutkan. Kini, yang tergolong dinosaurus termasuk berbagai jenis reptilia dari ukuran sekecil ayam sampai reptilia yang lebih besar dari jerapah.

Bukti bahwa Manusia hidup bersamaan dengan Zaman Dinosaurus

Sebagaimana dibahas pada edisi bulan lalu ada banyak bukti dari fosil-fosil yang sudah ditemukan yang menyatakan bahwa kolom geologis menunjukkan kehidupan manusia dari lapisan batu-batuan yang mengandung fosil. Kalau manusia sudah berada pada zaman-zaman itu, maka otomatis manusia sudah hidup bersamaan dengan dinosaurus. Di bawah ini kita akan melihat kolom geologis dan beberapa fosil yang membuktikan manusia ada di zaman dinosaurus dan bahwa dinosaurus ada di zaman modern, yaitu zaman manusia!

1. Pada tahun 1968 di Utah, U.S.A.
Sudah ditemukan jejak kaki manusia yang menginjak dan menghancurkan trilobit-trilobit (sejenis kepiting yang telah punah) yang ditemukan dalam lapis batu Kambrian. Lapisan Kambrian adalah lapisan batu yang tertua yang mengandung fosil-fosil. Bukti keberadaan manusia di lapisan Kambrian menunjukkan, bahkan membuktikan, bahwa dari awal terjadi kematian binatang, manusia sudah hadir! Dalam Roma 5:12, dinyatakan bahwa dosa manusia telah mendahului munculnya kematian di atas bumi dan karena fosil-fosil adalah makhluk yang mati maka pernyataan Rasul Paulus, yang juga adalah sesuai dengan catatan sejarah dalam Kitab Kejadian ternyata dikonfirmasi dengan data dari catatan fosil zaman Kambrian!

2. Di Afrika pada tahun 1972
Richard Leakey, seorang yang percaya evolusi, telah menemukan tengkorak-tengkorak manusia “modern” dari Era Pliocene, jauh sebelum dibayangkan faham evolusi sebagai awal evolusi manusia. Tentang temuan ini Richard Leakey berkata, “Apa yang kami telah temukan sesungguhnya menghapuskan segala sesuatu yang kita sudah diajarkan tentang evolusi manusia, dan saya tidak memiliki apa-apa untuk menggantikannya”, Brainwashed? hal.21. Kehidupan manusia di zaman Pliocene pun menunjukkan manusia hidup sezaman dengan dinosaurus.

3.Di lapisan-lapisan batu di pinggir Sungai Paluxy dekat Glen Rose, Texas, U.S.A.
Jejak kaki manusia dan dinosaurus ditemukan bersama di dalam lapisan batu yang sama, yang membuktikan bahwa manusia dan dinosaurus telah hidup dalam waktu yang bersamaan. Temuan ini sering berhadapan dengan kritikan dan tafsiran-tafsiran bantahan, namun fosil yang dibawa Dr. Clifford Wilson, mantan Direktur Institut Archaeology Australia yang diselidiki Departemen Forensik di Universitas Monash, Melbourne, Australia, menyatakan bahwa jejak kaki tersebut adalah cukup untuk membuktikan bahwa jejak kaki itu dimiliki seorang manusia. Temuan yang serupa juga ditemukan di Rusia.

4. Dinosaurus yang hidup di zaman Ayub dan dicatat di Alkitab
Ternyata di zaman Ayub sedikitnya ada dua jenis dinosaurus yang hidup pada zaman yang sama yang dijelaskan dalam percakapan Tuhan dengan Ayub. Dalam ayat-ayat yang dikutip di bawah saya gunakan dari Alkitab Terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari, karena masih mempertahankan kata-kata asli bahasa Ibrani, atau transliterasinya dalam bahasa Indonesia, yaitu behemot dan lewiatan sedangkan Terjemahan Baru lebih cenderung menggunakan penafsiran Darwinisme dan evolusi dan menggunakan kata-kata kuda nil dan buaya yang jelas bukanlah makhluk yang dijelaskan dalam ayat-ayat dalam Kitab Ayub. Kitab Ayub dikenal sebagai kitab tulisan pertama dalam sejarah tulisan Alkitab, yaitu sebelum tulisan Musa. Masa kini, makam Ayub dapat ditemukan 20km ke utara kota Sana’a, ibu kota Yaman, sedikit selatan dari perbatasan Arab Saudi. Dinosaurus yang dijelaskan Ayub adalah makhluk reptilia raksasa yang sangat kuat dengan ekor besar seperti pohon aras. Ini persis sama yang masa kini ditemukan di fosil-fosil dinosaurus. Sebagian dinosaurus ada di darat dan sebagian sering cari makan di air (sungai, danau, laut).

BEHEMOT - Ayub 40:15-19(Terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari),

“Perhatikanlah Behemot, si binatang raksasa; seperti engkau, dia pun ciptaan-Ku juga. Rumput-rumput menjadi makanannya, seperti sapi dan lembu biasa. Tetapi amatilah tenaga dalam badannya dan kekuatan pada otot-ototnya! Ia menegakkan ekornya seperti pohon aras, otot-otot pahanya kokoh dan keras. Tulang-tulangnya kuat seperti tembaga, kakinya teguh bagaikan batang-batang baja. Di antara segala makhluk-Ku dialah yang paling menakjubkan; hanya oleh Penciptanya saja ia dapat ditaklukkan!

Dalam Terjemahan Baru kata Behemot diterjemahkan Kuda Nil, tetapi pernahkan Anda melihat ekor kuda nil? Sudah pasti bukan “seperti pohon aras”. Ciri ekor yang besar pada makhluk raksasa “yang paling menakjubkan” hanya kelihatan pada binatang yang masa kini disebut dinosaurus. Ekor kuda nil tidak mungkin dibandingkan dengan pohon besar seperti pohon aras!

Bandingkan ekor dinosaurus dengan ekor kuda nil:

LEWIATAN - Ayub 41:9-34(Terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari),

“9 Setiap orang yang melihat Lewiatan, akan menjadi lemah lalu jatuh pingsan. 10 Ia ganas bila dibangunkan dari tidurnya; tak seorang pun berani berdiri di hadapannya. 11 Siapa yang dapat menyerangnya tanpa kena cedera? Di dunia ini tak ada yang sanggup melakukannya. 12 Marilah Kuceritakan tentang anggota badan Lewiatan, tentang kekuatannya dan bentuknya yang tampan. 13 Tak seorang pun dapat mengoyakkan baju luarnya atau menembus baju perang yang dipakainya. 14 Siapa dapat membuka moncongnya yang kuat, berisi gigi-gigi yang dahsyat? 15 Bagai perisai tersusun, itulah punggungnya terlekat rapat, seperti batu kerasnya. 16 Tindih-menindih, terikat erat, sehingga angin pun tak dapat masuk menyelinap. 17 Perisai itu begitu kuat bertautan sehingga tak mungkin diceraikan. 18 Apabila Lewiatan bersin, berpijaran cahaya; matanya berkilau bagai terbitnya sang surya. 19 Lidah api menghambur dari mulutnya; bunga api berpancaran ke mana-mana. 20 Asap mengepul dari dalam hidungnya, seperti asap kayu bakar di bawah belanga. 21 Napasnya menyalakan bara; nyala api keluar dari mulutnya. 22 Tengkuknya demikian kuatnya, sehingga semuanya ketakutan di hadapannya. 23 Tak ada tempat lemah pada kulitnya; tak mungkin pecah karena sekeras baja. ... 32 Ia meninggalkan bekas tapak kaki yang bercahaya, laut diubahnya menjadi buih yang putih warnanya. 33 Di atas bumi tak ada tandingannya; makhluk yang tak kenal takut, itulah dia! 34 Binatang yang paling megah pun dipandangnya hina; di antara segala binatang buas, dialah raja.”

Lewiatan ternyata adalah dinosaurus yang di zaman dulu disebut naga yang dapat mengeluarkan api dan asap dari mulutnya. Sampai hari ini ada kemampuan biologis untuk beberapa binatang untuk melawan musuhnya dengan api. Di darat ada sejenis kumbang yaitu Bombadier yang dapat menembak musuhnya dengan api dan asap yang dihasilkan dari campuran kimia dalam dua ruang dalam badanya. Bila diserang, dia melepaskan kedua jenis kimia itu yang saat ketemu memberi ledakan api dan asap untuk mengalahkan musuhnya. Ada juga sejenis belut yang mengeluarkan tenaga listrik, sejenis api, untuk membunuh musuhnya dan untuk menangkap mangsanya.

Dalam catatan sejarah di Eropa dan Asia ada banyak kisah dan kesaksian tentang naga-naga yang dibunuh manusia, termasuk tentara Iskandar Agung di Yunani. Satu pahlawan sejarah Gereja, Santo George, mengalahkan naga di Perancis sehingga desa itu bertobat dan percaya Yesus. Seorang penjelajah dunia yang sangat terkenal, Marco Polo, telah menceritakan kesaksiannya melihat naga-naga. Di dalam sejarah Cina, naga-naga yang mengeluarkan api sangat luas disaksikan sehingga makhluk itu menjadi suatu simbol bangsa Cina. Memang makhluk-makhluk seperti itu kini sudah punah karena diburu manusia sampai tidak ada lagi. Hal yang sama sudah terjadi dengan banyak binatang lain seperti Harimau Jawa di Indonesia dan Harimau Tasmania di Australia.

Dinosaurus Thailand

Dalam Kuil Angkor, dari 800 tahun yang lalu, ditemukan gambar dinosaurus Stegosaurus antara binatang-binatang lain dalam ukiran-ukiran di temboknya. Kalau dinosaurus sudah punah sejak 60 juta tahun sebelum manusia mulai berevolusi, bagaimana manusia dapat membuat lukisan dan ukiran makhluk tersebut kalau dia belum pernah melihatnya?

Di gua-gua di wilayah suku Aztek di Amerika juga ditemukan lukisan-lukisan dinosaurus yang menunjukkan bahwa manusia pernah melihat berbagai jenis makhluk dinosaurus sehingga dapat disimpulkan bahwa manusia dan dinosaurus hidup bersamaan waktu.

Dinosaurus T-Rex ternyata masih sangat modern

Sejak tahun 1993 telah terjadi semakin banyak penemuan yang menunjukkan bahwa manusia hidup sezaman dengan dinosaurus. Bukti yang terbaru adalah penemuan darah dan DNA di dalam tulang-tulang T-Rex. Secara ilmiah dianggap mustahil ada sisa darah dalam tulang setelah 5000 tahun apalagi 65 juta tahun lebih.

Dr. Mary Schweitzer telah mempresentasikan buktinya dan dunia ilmiah menjadi kacau dan panik. Kalau manusia telah hidup sezaman dengan dinosauraus maka skala hitungan umur bumi, batu-batuan, sedimen-sedimen, fosil-fosil dan sebagainya akan terbukti keliru dan akan menunjukkan bumi adalah relatif muda seperti yang dinyatakan di dalam Alkitab.

Gambar sebelah kiri adalah daging, sum-sum dan darah yang diambil dari fosil T-Rex. Menurut Alkitab, kebanyakan dinosaurus (kecuali dua ekor), seperti halnya binatang-binatang lain dan bahkan manusia (kecuali 8 orang) tewas dalam air bah yang terjadi di zaman Nuh.

Pada zaman Nuh, dia hanya harus memelihara dua ekor dari setiap jenis makhluk, demi melestarikannya dan bukan setiap variasinya. Dia hanya perlu bawa dua jenis anjing dan kucing dsb.

Kejadian 6:19-20,
“Dan dari segala yang hidup, dari segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu pasang ke dalam bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau; jantan dan betina harus kaubawa. Dari segala jenis burung dan dari segala jenis hewan, dari segala jenis binatang melata di muka bumi, dari semuanya itu harus datang satu pasang kepadamu, supaya terpelihara hidupnya.”

Hanya makhluk-makhluk yang hidup di air tidak dibawa ke dalam bahtera karena mereka akan dapat selamat di air. Tentu dengan dinosaurus, Nuh hanya membawa dua ekor yang muda, yang kecil, supaya mudah diatur dan mudah diberi makan. Dia tidak perlu membawa yang tua, ganas dan besar!

Kolom Geologis dan Fosil-fosil Bukti Manusia hidup di Zaman Dinosaurus

Gambar-gambar Kolom Geologis adalah standar di mana-mana. Kelemahannya adalah bahwa tidak ada satu tempat di dunia di mana kolom tersebut dapat ditemukan. Namun kami tidak akan menentang perkiraan bahwa sususan dan urutan fosil-fosil adalah kira-kira begitu karena menurut urutan sedimentasi sesudah banjir sedunia di zaman Nuh, proses sedimentasi akan terjadi kira-kira seperti yang digambarkan di atas.

Yang menjadi kejutan bagi ilmu pengetahuan yang anti Alkitab, anti Allah sebagai pencipta adalah temuan-temuan fosil-fosil manusia yang hidup di zaman Palaeozoik dan Mesozoik yang menurut evolusi belum ada manusia. Jadi bilamana ditemukan fosil-fosil kehidupan manusia di zaman-zaman itu maka faham Darwinisme dan evolusi ambruk total, dan kebenaran Alkitab tentang bumi yang relatif muda diteguhkan kembali. Apa ada bukti seperti itu? Tentu ada!

Alat kerja manusia, seperti palu, alat mesin dsb, yang ditemukan dalam batuan Ordovisian sampai Cretasius.

Lapisan Ordovisian adalah lapisan yang dikatakan adalah 450 juta tahun sebelum manusia mulai berevolusi dan Cretasius 130 juta tahun sebelum manusia, menurut faham evolusi. Temuan-temuan ini adalah bukti bahwa manusia hidup bersamaan dengan makhluk-makhluk yang ada sebelum dinosaurus muncul di kolom geologis bahkan hidup di zaman dinosaurus. Semuanya adalah bukti bahwa cara menghitung umur memiliki cacat besar dan cenderung mendukung kisah Alkitab bahwa manusia dan makhluk-makhluk itu hidup bersamaan waktu.

Fosil jari manusia, yang ditemukan dalam batuan Cretasius.

Fosil jari manusia yang ditemukan di pinggir Sungai Paluxy di Texas, USA dalam batuan Cretasius, yaitu zaman dinosaurus. Jangan-jangan manusia ini dimakan T-Rex dan jari ini adalah sisa dari makan siang hari itu!

Kesimpulan
Sebenarnya ada banyak sekali informasi dan bukti lain yang dapat disajikan, tetapi untuk artikel ini sudah cukup sampai di sini. Janganlah kita percaya saja apa yang dikemukakan sebagai “bukti” lewat media populer tanpa kita sendiri membuat penyelidikan fakta-faktanya.

Masa kini ada banyak website yang kita dapat selidiki untuk mencari informasi up-to-date yang disusun oleh ahli-ahli ilmu pengetahuan dari berbagai bangsa dan bidang ilmiah yang mengemukakan kelemahan teori evolusi dan sekaligus bukti-bukti kebenaran Alkitab. Lihat www.creation.com dan www.crev.info sebagai contoh.

Alkitab kita adalah ajaib. Beritanya sempurna dan sanggup menyelamatkan kita. Peganglah kebenaran Firman Tuhan dengan kuat dan jangan ragu-ragu. Bukti ilmiah yang sebenarnya tidak bertentangan dengan Alkitab dan kita mendukung penggalian ilmiah karena semakin banyak yang ditemukan maka makin banyak bukti Alkitab yang ditemukan.

Dr. Jeff Hammond

Sumber

2. Di mana Bukti “Missing Link” Manusia-Kera

Puncak filsafah Darwinisme adalah keyakinan bahwa akan ditemukan serangkaian “missing link”(mata rantai yang terhilang) yang menunjukkan bahkan membuktikan perubahan-perubahan evolusioner antara nenek-moyang umum manusia dan kera yang akhirnya menghasilkan manusia modern. Tidak ada bidang manapun lainnya yang ada pencarian lebih intensif mencari sebuah “missing-link”.

Siapa bilang ada sesuatu yang “missing” (hilang)?
Untuk mencari sesuatu yang “missing” ada suatu dugaan bahwa memang ada sesuatu yang terhilang. Karena kaum Darwinis atau kaum evolusionis memiliki “iman” bahwa manusia adalah hasil perubahan-perubahan yang kecil-kecilan yang berangsur-angsur terjadi ratusan jutaan kali dari kera sampai manusia, maka mereka juga harus percaya adanya fosil-fosil makhluk-makhluk intermediat yang kini belum ditemukan. Atau dengan kata lain, makhluk yang terhilang! Secara Alkitabiah, tidak ada manusia-kera; tidak ada makhluk intermediat antara kera dan manusia, maka tidak ada, dan tidak pernah ada “mata rantai yang terhilang” atau “makhluk yang terhilang” atau “missing link”! Kalau tidak pernah ada, maka tidak mungkin hilang!
Karena teori evolusi tergantung pada penemuan “missing link” maka ilmuwan-ilmuwan evolusionis sudah berusaha mati-matian untuk menemukan atau, kadang-kadang, menciptakan bukti palsu, demi menjamin dana dukungan untuk risetnya! Secara singkat, gambar berikut ini adalah keyakinan ilmuwan yang tidak ber-Tuhan yang percaya manusia adalah hasil proses alamiah yang terjadi secara kebetulan dan tak terencana!

Masalah yang dihadapi ilmuwan evolusionis adalah tidak adanya “missing link” atau “mata rantai yang terhilang” sehingga skenario sebenarnya adalah fosil-fosil berbagai jenis monyet atau kera dan juga berbagai jenis manusia, tetapi tidak ada mata-rantai di antaranya.

Masalah – bagaimana dari awal sampai akhir?
Apakah keluarga saya hasil evolusi atau hasil penciptaan khusus oleh Allah? Kalau keluarga saya berasal dari kera, dimana buktinya? Dimana rantai perubahan dengan ratusan juta fosil sebagai bukti perubahan-perubahan? Kenapa “mata rantai-mata rantai” ini masih “missing”? Kalau proses evolusi sudah terjadi selama jutaan tahun maka harus ada jutaan fosil sebagai bukti. Kenapa masih disebut “missing”? Jangan-jangan “missing” karena memang tidak pernah ada!
Kini, kita menyelidiki beberapa contoh yang sudah ditemukan sebagai “missing link”. Satu per satu diumumkan sebagai “bukti” evolusi namun setelah beberapa tahun dinyatakan bukan “missing link” tetapi adalah sejenis kera atau ternyata adalah manusia. Mengapa terjadi kebingungan seperti itu? Karena fosil-fosil yang ditemukan biasanya hanya bagian kecil dari makhluk yang ditemukan, misalnya tulang rahang, atau hanya gigi, dan kadang-kadang sebagian tengkorak. Mari kita melihat beberapa yang lebih terkenal.

 

i. Manusia Jawa
Pertama, inilah yang ditemukan: beberapa tulang dan sebagian tengkorak. Dari tulang-tulang ini dibuat gambar menurut imajinasi ilmuwan untuk menghasilkan gambar yang diperkenalkan kepada dunia sebagai “missing link” Manusia Jawa.

Dalam buku ilmiahWeb of Life, hal.687-688, Manusia Jawa, “Pithecanthropos erectus”disebut sebagai bukti evolusi manusia. Kata pithecus berarti “kera” dan kata anthropos berarti “manusia”. Manusia Jawa “ditemukan”oleh seorang doktor medis, Eugene Dubois, pada tahun 1891-2. Dubois telah mengumumkan temuannya sebagai “missing-link”, yaitu “manusia-kera” –namun sebelum kematiannya, Dubois telah mengaku bahwa pengumumannya ternyata keliru sehingga dia katakan bahwa ada kemungkinan bahwa yang dia temukan adalah kera (gibbon) besar.Namun penyelidikan di kemudian hari oleh ahli-ahli palaeontology menghasilkan kesimpulan bahwa yang ditemukan Dubois adalah identik manusia baru, atau lebih tepat, orang Jawa biasa!

ii. Neanderthal Man
Gambar pertama menunjukkan tulang-tulang yang ditemukan, dan gambar kedua adalah gambar yang dibuat oleh ilmuwan-ilmuwan sebagai dugaan wajahnya.

Buku ilmiah, pedoman pendidikan di Australia yang berjudulWeb of Life,hal.689, menjelaskan bahwa manusia Neanderthal “sangat serupa ... manusia modern kecuali lebih pendek, dengan wajah yang menonjol. Berbagai ilmuwan menganggap mereka sebagai “manusia cacat”. Manusia Neanderthal kini, secara umum, diakui demikian -“manusia cacat”- bukan karena evolusi, “tetapi karena dia menderita penyakit rakhitis. Ini disebabkan diet manusia Neanderthal sudah pasti kekurangan Vitamin D”, Science Digest, Vol. 69, hal.35.

iii. Manusia Beijing
Manusia Beijing pertama ditemukan pada tahun 1929 dan lebih banyak lagi ditemukan pada tahun 1933. Awalnya diumumkan sebagai “missing link” yang penting sebagai bukti evolusi manusia. Setelah ditemukan kerangka-kerangka manusia dilapisan batu yang sama, teorinya harus diubah. Kini, fosil-fosil ini dianggap serupa Neanderthal yang mengalami penyakit kekurangan gizi sehingga ada tanda-tanda cacat. Awalnya beberapa tulang ditemukan yang harus direkonstruksi dan dilem bersama. Kemudian para artis ilmuwan menghasilkan gambar dugaan wajahnya.

iv. Manusia Piltdown
Seorang ilmuwan Dr. Charles Dawson telah mengumumkan pada tahun 1912 bahwa dia sudah menemukan suatu “missing link” namun pada tahun 1953 sudah mulai terbukti bahwa ini adalah penipuan belaka. Pada tahun 1941, semua fosilnya, secara misterius telah menghilang sehingga betul-betul menjadi “missing link”. Tulang rahangnya memang dari kera, tetapi giginya dikikis dan diberi warna artifisial untuk menipu ilmuwan-ilmuwan lainnya. Sebenarnya bukan hanya manusia Piltdown, tetapi penipuan lain juga telah dilakukan ilmuwan-ilmuwan yang anti-Allah dan anti-Alkitab. Hal ini telah dicatat dalam British MedicalJournal, Vol. 283, Desember 1981, hal.1673-4. Sayang sekali begitu banyak orang telah ditipu dengan informasi yang diumumkan dengan “berita utama” lalu kemudian ditarik dalam tulisan kecil. Oleh karena itu banyak orang masih menganggap contoh-contoh penipuan tersebut sebagai bukti evolusi.

v. Manusia Nebraska
Fosil-fosil Manusia Nebraska ditemukan pada tahun 1922 dan dipakai sebagai bukti evolusi dalam sidang pengadilan di dalam perkara yang terkenal di Sidang Pengadilan Tennessee pada tahun 1925. Ternyata bahwa fosilnya hanya sebuah gigi. Dari gigi diimajinasi tulang rahang. Dari tulang rahang diimajinasi tengkorak dan dari tengkorak diimajinasi manusia Nebraska. Beberapa tahun kemudian ditemukan bahwa gigi-gigi tersebut adalah gigi babi saja!
Masalah yang selalu dihadapi oleh orang-orang percaya adalah fakta kita ingin percaya integritas ilmuwan, namun berulang kali terjadi penipuan dan manipulasi demi membuktikan teorinya. Mengapa? Karena mereka tidak percaya adanya Tuhan maka mereka mencari “cerita” yang mendukung keyakinanya dan sayang sekali begitu banyak terjerat di dalam tipu daya kuasa kegelapan!

vi. Manusia Colorado
“Missing-link” ini yang juga direkostruksi dari sebuah gigi dan diumumkan sebagai bukti manusia-kera, namun akhirnya ditemukan bahwa gigi tersebut berasal dari seekor kuda.

vii. Ramapithecus
Awalnya dinyatakan sebagai “missing link” manusia-kera tetapi kemudian terbukti adalah fosil sejenis kera yang sudah punah. Ramapithecus sama sekali bukanlah manusia, bahkan bukan setengah manusia, melainkan 100% kera sebagaimana dilaporkan Scientific American, Vol. 226, p.101: Ramapithecus “rupanya adalah kera–secara morfologi, ecologi dan dalam tingkah lakunya”.

viii. Australopithecus
Kata Australopithecus mempunyai arti “kera selatan”. Serupa Ramapithecus, ini adalah sejenis kera yang kini sudah punah. Dia telah memiliki otak serupa kera, kelihatan seperti kera, berjalan seperti kera namun telah memiliki gigi lebih serupa gigi manusia. Namun, hari ini ada sejenis kera Baboon di Ethiopia yang memiliki tulang rahang dan gigi serupa Australopithecus dan Ramapithecus. Akhirnya terbukti bukan “missing link” seperti semula dipromosikan.

ix. Manusia Cro-Magnon
Manusia Cro-magnon telah mendiami benua Eropa dan telah memiliki kapasitas ruang otak lebih besar daripada manusia modern.Umumnya, manusia Cro-Magnon dianggap sebagai manusia yang lebih tinggi dari yang umum dan mungkin tingginya serupa pemain-pemain basket di USA.Kalau ada manusia Cro-Magnon berjalan di jalan-jalan kota Eropa hari ini, dia hanya akan dianggap sebagai manusia biasa, hanya manusia yang agak tinggi.Manusia Cro-Magnon bukanlah bukti evolusi manusia, justru sebaliknya, yaitu bahwa keadaan manusia masa kini adalah inferior dengan manusia masa lampau!

x. Kenyapithecus
Fosil-fosil yang ditemukan Dr. Leakey di Kenya pada tahun 1961 dan dinyatakan sebagai temuan yang paling signifikan “missing link” untuk dasar evolusi manusia yang diberi umur 15 juta tahun. Namun, dalam temuan-temuan di 70 lokasi penggalian yang menghasilkan lebih dari 180 spesimen telah menghancurkan teori Kenyapithecus sebagai “missing-link”. Kini diyakini bahwa Kenyapithecus adalah sejenis kera gorilla atau orangutan, The Age, p.8, 23 Nov., 1984.
Dari contoh-contoh ini, dan banyak lainnya, fosil-fosil yang ditemukan ternyata membuktikan bahwa manusia adalah manusia, dan kera adalah kera. Tidak ada fosil yang setengah manusia dan setengah kera. Kedua makhluk itu adalah beda dan terpisah. Tidak ada manusia-kera.

BUKTI KUAT BAHWA MANUSIA BUKAN KETURUNAN KERA
Selain fosil-fosil itu ada bukti-bukti modern lain yang menunjukkan bahwa mustahil bahwa manusia adalah keturunan dari kera. Bukti-bukti ini adalah temuan kerangka manusia modern yang ternyata lebih tua dari fosil-fosil kera-kera yang dulu dikemukakan sebagai manusia-kera!!
1. Pada tahun 1968 di Utah, U.S.A. –Sudah ditemukan jejak kaki manusia yang menginjak dan menghancurkan trilobit-trilobit (sejenis kepiting yang punah) yang ditemukan dalam lapis batu CAMBRIAN – yang adalah lapisan batu tertua yang mengandung fosil-fosil sehingga ada bukti bahwa pada waktu pertama ada binatang-binatang mati, manusia sudah hadir! Ini adalah persis sama yang kita baca dalam Kitab Kejadian dan SuratRoma 5:12, bahwa dosa manusia telah mendahului munculnya kematian di atas bumi!!
2. Di Africa pada tahun 1972 - Richard Leakey, seorang yang percaya evolusi, telah menemukan tengkorak-tengkorak “modern” dari Era Pliocene, jauh sebelum dibayangkan faham evolusi sebagai awal evolusi manusia. Tentang temuan ini Richard Leakey berkata, “Apa yang kami telah temukan sesungguhnya menghapuskan segala sesuatu yang sudah diajarkan tentang evolusi manusia, dan saya tidak memiliki apa-apa untuk menggantikannya”, Brainwashed? hal.21.
3. Di Bacinello, Italia pada tanggal 2 Agustus, 1958,- ditemukan manusia “Oreophithecus” dan diberi umur 10 juta tahun. Jadi, manusia modern ternyata lebih tua daripada apa yang disebut “missing link”! Perhatikan catatan dalam bukuWeb of Life,hal.691.
4. Di lapisan-lapisan batu di pinggir Sungai Paluxy dekat Glen Rose, Texas, U.S.A. –Jejak kaki manusia dan dinosaurus ditemukan bersama di dalam lapisan batu yang sama yang membuktikan bahwa manusia dan dinosaurus telah hidup dalam bersamaan waktu.

Sumber

1. Apakah Kita Keturunan Monyet

Kita sering membaca atau mendengar di media televisi, radio, internet, surat kabar dan lain-lain, bahwa manusia sudah mulai berevolusi dari sejenis monyet lebih kurang 3 juta tahun yang lalu.

Biasanya, pemberita informasi seperti itu, sangat percaya beritanya dan dengan sangat semangat serta meyakinkan, menceritakan riwayat keturunan manusia itu seolah-olah adalah fakta yang sudah terbukti dan tak terbantah lagi. Dalam seri ini, pada tulisan seri ALKITAB dan ILMU PENGETAHUAN, kita akan membahas dan menyelidiki informasi yang dikemukakan itu dan melihat, kalau benar terbukti, ataukah itu hanya merupakan suatu sistem kepercayaan, filsafah atau mungkin juga suatu ilmiah yang sungguh benar. Setiap bulan kita akan melihat beberapa segi pengetahuan dan bukti supaya kita bisa menjawab banyak pertanyaan penting tentang ‘eksistensi’ atau keberadaan kehidupan manusia di atas bumi.
* Apakah kita diciptakan Tuhan atau hanya hasil proses alam yang mengubahkan kehidupan dari batu mati menjadi organisme hidup yang berubah sekian milyar kali hingga akhirnya ada manusia?
* Yang mana terlebih dulu – ayam atau telur?
* Apakah nenek moyang kita adalah monyet?
* Apa benar bumi berumur milyaran tahun? Bagaimana menurut bukti ilmu pengetahuan dan Alkitab?
* Apakah Alkitab benar mencatat kisah sejarah Allah atau hanya dongeng belaka?
* Apakah ada kehidupan setelah kematian?
* Apakah manusia pernah hidup bersama dinosaurus dan apakah ada dinosaurus di bahtera Nuh?
* Bagaimana dengan nabi Yunus? Apa sungguh hidup di dalam ikan paus atau ikan besar?
* Dan banyak pertanyaan yang lain

Mengapakah Topik ini Penting?
160 tahun yang lalu, ada beberapa ilmuwan yang ingin mengetahui apa keberadaan manusia adalah hasil rencana Allah atau hasil proses alamiah tanpa adanya Allah. Dua ilmuwan yang penting di dalam penyelidikan itu adalah Dr. Charles Darwin dalam bidang biologi (ilmu hayat) dan Dr. Charles Lyall dalam bidang geologi (ilmu bumi).
Kedua ilmuwan itu ingin membuktikan bahwa asal usul dan sejarah bumi tidak ada sangkut paut dengan Tuhan. Mereka sudah yakin bahwa segala sesuatu ada, sebagai hasil proses alamiah tanpa perlu adanya Tuhan. Tujuan mereka telah memiliki akibat-akibat yang sangat besar sebagai berikut:
1. Kalau asal usul segala sesuatu adalah proses alam, maka tidak lagi memerlukan Tuhan sebagai pencipta, dan kalau Tuhan bukan pencipta, mungkin tidak ada Tuhan.
2. Kalau kita adalah hasil proses alam, yang telah mulai dengan suatu ledakan besar (big bang) yang menghasilkan alam semesta dengan semua bintang, planet, komet, meteor, asteroid dan sebagainya yang kemudian mendingin dan membatu, maka tidak ada sumber moralitas. Batu-batu di bumi, lewat proses kimia secara kebetulan berubah dari mati menjadi hidup lalu sel-sel sederhana, secara kebetulan, berubah menjadi rumit, dan yang tidak berakal berubah, dengan sendirinya, dan menjadi berakal, dan yang tidak bisa berkembang biak, dengan sendirinya, berubah dan menjadi sanggup berkembang biak. Proses ini terjadi milyaran kali selama milyaran tahun sehingga menghasilkan Anda dan saya! Tuhan tidak lagi diperlukan dan manusia yang berasal dari yang tidak ada, dengan sendirinya menjadi Allah yang sanggup mengendalikan segala sesuatu.
3. Karena proses ini, yang disebut evolusi atau Darwinisme, menuntut bahwa yang lebih kuat menggantikan yang lebih lemah, maka faham ini sangat mendukung rasisme bahwa ras-ras ‘superior’ harus melenyapkan ras-ras yang ‘inferior’. Inilah dasar Adolf Hitlet pada Perang Dunia Ke-2 ingin melenyapkan kaum Yahudi. Inspirasi Hitler adalah bukunya Charles Darwin yang sub-judulnya adalah: The Preservation of Favoured Species (preservasi atau pengawetan jenis-jenis yang terkuat).
4. Kalau bumi sudah milyaran tahun tuanya dan manusia sudah mulai berevolusi 3 juta tahun yang lalu, maka Alkitab adalah tidak benar dan iman kita sia-sia. Alkitab menyatakan bahwa manusia adalah ciptaan khusus menurut gambar dan rupa Allah sendiri, dan bahwa penciptaan langit dan bumi telah terjadi lebih kurang 17.000 tahun lalu. Di sini terjadi tabrakan dua filsafah yang sangat menentukan pola iman dan dasar moralitas dalam kehidupan manusia. Kalau filsafah bahwa kita adalah hasil kebetulan dari alam semesta, maka Alkitab adalah omong kosong dan kita menipu diri sendiri kalau percaya Alkitab. Kalau Alkitab adalah benar, dan kita adalah hasil ajaib dan khusus dari Tuhan, di mana buktinya dan bagaimana kita bisa rekonsiliasi apa yang diajarkan sains dengan apa yang diajarkan Alkitab?
Dalam seri ini, saya akan menunjukkan untuk kita ketahui dan sadari, bahwa Ilmu Pengetahuan yang sebenarnya sangat mendukung kebenaran Alkitab dan bahwa kita bukan akibat proses alam tetapi kita adalah hasil mulia dari proses Desain Intelijen (Intelligent Design), yaitu sebagai ciptaan khusus dari Sang Pencipta. Saya yakin seri ini akan membuka mata kita, sehingga melihat keindahan Tuhan dalam ciptaan-Nya dan ketepatan-Nya, dalam semua catatan Firman-Nya.

Dua Filsafah – Dua Sistem Keyakinan
Filsafah pertama dapat saja disebut Darwinisme atau Evolusi

Dr. Charles Darwin sangat tertarik dengan teori uniformitarianisme yang dipopulerkan oleh Dr. Charles Lyall, dimana Lyall telah mengemukakan bahwa semua lapis batu dan tanah, satu di atas yang lain, adalah hasil proses alam selama milyaran tahun, sedikit demi sedikit diletakkan, dan bahwa fosil-fosil yang ditemukan di dalam lapisan itu adalah catatan sejarah. Darwin, dalam bidang biologi, sangat tertarik dengan penjelasan Lyall sehingga dia mengkaitkan umur fosil dan perbedaan spesis sebagai hasil proses perubahan biologis selama milyaran tahun, dan lapisan-lapisan batu adalah catatan sejarahnya. Untuk Lyall, fosil-fosil adalah catatan sejarah yang membuktikan umur batu-batu sedangkan untuk Darwin, lapisan-lapisan batu adalah catatan sejarah yang membuktikan umur fosil-fosil.
Dalam sistem Darwinisme tidak ada perbedaan antara evolusi makro (perubahan dari kelinci ke kuda) dan evolusi mikro (perubahan sesuai genetika sehingga ada banyak jenis anjing, banyak jenis kucing dan sebagainya, tetapi perhatikanlah bahwa anjing tidak pernah menjadi kucing!).
Sistem keyakinan ini, akhirnya, memperkuat faham atheisme, karena untuk penganutnya, membuktikan bahwa kita tidak perlu Allah. Kalau tidak ada Allah, maka tidak ada hukum moralitas, dan manusia hanya bersifat binatang. Akibatnya adalah banyak manusia sekarang lebih senang hidup sebagai binatang dalam moralitas hidupnya. Dengan demikian, Darwinisme menolak konsep penghukuman atas dosa, air bah di zaman Nuh dan kedatangan kembali Yesus. Bandingkan dengan 2 Petrus 3:3-7 dan 1Timotius 6:20-21.

Filsafah kedua disebut Penciptaan Khusus
Dalam filsafah Alkitabiah ada perbedaan besar antara evolusi makro dan evolusi mikro. Evolusi makro adalah keyakinan bahwa satu kelompok jenis besar bisa berangsur-angsur berubah menjadi kelompok jenis yang lain. Misalnya, ikan menjadi amfibi, amfibi menjadi reptilia dan reptilia menjadi burung atau menjadi mamalia. Kita akan melihat bahwa evolusi makro ini sama sekali tidak memiliki pembuktiannya yang benar, baik secara genetika maupun secara fosil dalam ilmu paleontologi.
Sebaliknya, evolusi mikro adalah kenyataan yang kita lihat tiap-tiap hari. Evolusi mikro adalah kapasitas genetika yang kelihatan di alam dan dalam catatan fosil, bahwa setiap spesis atau jenis mampu mengalami perubahan-perubahan kecil sesuai dengan batas genetikanya atau DNA-nya. Contohnya: Manusia bisa banyak variasinya tetapi manusia selalu manusia, apapun dia Afrika, Asia atau Eropa. Monyet dan kera memiliki ratusan variasinya dan dapat berubah sesuai genetikanya tetapi monyet selalu monyet. Sama halnya dengan kucing, anjing, kuda dan semua spesis lain di planet kita. Evolusi mikro tidak bertentangan dengan Alkitab.
Dalam perdebatan antara faham Darwin dan Alkitab, ini adalah salah satu kunci. Darwin mengajarkan evolusi makro namun hanya dapat menggunakan contoh evolusi mikro. Hal ini kita akan bahas dalam edisi-edisi berikut.

Tujuan Akhir Faham Evolusi
Faham Darwin, atau evolusi merupakan suatu serangan terhadap iman Kristen yang sangat penting dan merupakan serangan langsung terhadap Maksud Abadi Allah.
Tujuan akhir dari faham Darwin adalah manusia akan menjadi Allah!
Dalam faham Darwin itu, manusia telah mulai dari “nol besar” dan sedang mengalami perubahan kecil-kecilan yang akhirnya membuat manusia sama dengan Allah atau dengan kata lain, Manusialah yang menjadi pencipta. Manusia yang mengendalikan kehidupan dan menentukan siapa yang hidup dan siapa yang mati (aborsi, euthanasia, dan nanti kematian wajib bagi yang berumur tua atau sakit berat), dan riset medis berusaha melenyapkan semua penyakit, sehingga manusia bisa hidup untuk selama-lamanya. Jadi manusia yang menjadi ‘master of his own destiny’ atau Allah yang menentukan masa depannya. Hal ini sama dengan keinginan Iblis pada waktu pemberontakannya terhadap Allah, Yesaya 14:12-14. Iblis mau menjadi Allah dan mau menipu manusia untuk ingin menjadi Allah, Kejadian 3:1-5.
Tujuan Iblis adalah tipu daya supaya manusia tidak memiliki visi yang benar. Dari semula Allah telah berfirman, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,” Kejadian 1:26. Di dalam Perjanjian Baru ini diungkapkan dalam kita menjadi serupa dengan Kristus, Roma 8:29; 2 Korintus 3:18, dan pada akhirnya, sebagai pemenang-pemenang, kita akan duduk bersama dengan Kristus di dalam takhta Allah, Wahyu 3:21. Iblis mau mencuri berkat ini dari kita dengan menghancurkan iman kita pada Firman Tuhan, dengan menyerang Firman Tuhan seolah-olah Firman Tuhan tidak benar, tidak relevan, kuno dan bohong.

Kesimpulan
Dalam seri ini, kita akan berjuang untuk mempertahankan kebenaran Firman dan menunjukkan bukti-bukti bahwa iman kita bukan sia-sia dan bahwa ilmu pengetahuan adalah sekutu kita dan bukan musuh kita.
Demi mempertahankan kebenaran kita perlu menyelidiki semua bukti yang dikemukakan tentang asal usul kehidupan, umur bumi, lapisan-lapisan sedimen-sediment, fosil-fosil, keberadaan dinosaurus, yang disebut manusia-kera dan banyak hal lain. Kita akan menyelidiki bukti-bukti ilmiah dan Alkitabiah bahwa bumi adalah muda dan tidak tua. Kita akan melihat bukti bahwa kita ada di sini karena desain yang intelijen dan bukan secara kebetulan. Dan kita akan buktikan bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang tetap dapat dipercaya sebagai sumber kebenaran, pedoman dan pengarah kehidupan yang membawa kepastian keselamatan bagi semua orang yang percaya Yesus Kristus adalah Tuhan Allah dan satu-satunya Juruselamat manusia.
Selamat menikmati seri ALKITAB DAN ILMU PENGETAHUAN.

Sumber