2 Samuel 20:5, “Lalu pergilah Amasa mengerahkan orang Yehuda, tetapi ia menunda-nunda tugas itu sampai melewati waktu yang ditetapkan raja baginya.”
Amasa adalah contoh dari orang yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Sikap menunda-nunda akhirnya mendatangkan akibat fatal dalam hidup Amasa Kebiasaan menunda ialah masalah yang hampir dimiliki oleh setiap orang. Menunda ialah masalah yang rumit, karena melibatkan banyak sebab: rendahnya kendali diri, takut gagal, perfeksionis, merasa lemah-tak berdaya karena melihat masalah sebagai sesuatu yang besar dan tak mampu memecahnya menjadi bagian yang lebih kecil, dan takut bosan. Karena itu, tidak ada obat tunggal yang dapat mengobati semua masalah penundaan.
Sifat kebiasaan menunda bisa menjadi virus pencapaian target kita. Artikel ini akan mengajak kita semua untuk mengkonstruksi ulang cara-cara hidup kita, dan menatanya untuk lebih produktif lagi.
Ada 10 alasan mengapa orang memiliki kebiasaan menunda, yaitu : .
1. Takut salah
2. Belum tahu caranya
3. Takut dimarahi kalau salah
4. Tidak yakin kalau saya bisa kerjakan
5. Tidak suka pekerjaan atau kegiatan tersebut
6. Tidak ada reward yang jelas
7. Mau semuanya lengkap dulu, baru kerjakan
8. Tidak ada yang kejar atau menagih.....ya...nanti dulu deh
9. Bukan "gua banget nih" tugas ini
10. Ada kegiatan lain yang menarik (misalnya games, sinetron, dll)
Kenalilah, apa sumber penyebab yang memicu sifat suka menunda kita dari daftar di atas.
Tujuh Tips Memerangi Kebiasaan Menunda
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dipakai untuk melatih membuang kebiasaan menunda kita.
1. Cari tahu, apa sumber penyebab kita menunda
Misalnya ada orang yang paling "bete" kalau kerjakan sesuatu pada siang hari, sehingga rasa malasnya kumat dan menunda-nunda tugas yang ada. Mungkin kebiasaan menunda ini telah berlangsung cukup lama sehingga tidak mudah dihilangkan. Coba amati bagaimana kebiasaan ini muncul. Pada saat apa saja kita melakukan penundaan dan apa akibatnya.Dengan mengenali pola ini dan melihat akibat langsung penundaan, kita akan lebih mudah menghilangkan kebiasaan ini.
Berbagai orang memiliki sebab yang berbeda dalam kebiasaannya menunda. Seorang pemimpi mempunyai sasaran yang tinggi tapi jarang menerjemahkannya menjadi rencana yang operasional sehingga tidak ada orientasi yang jelas untuk memulai suatu tugas.
Seorang yang selalu cemas, selalu terpaku pada kemungkinan terburuk sehingga lebih banyak berbicara tentang masalah daripada mengerjakan tugas. Seorang tipe pembangkang akan menolak tugas baru. Seorang yang berlebihan akan membuat kerja ekstra untuk tugas yang diberikan dan tidak berusaha membuat prioritas tugas. Dengan mengetahui sebab kita menunda, dapat diterapkan cara yang tepat untuk mengatasinya.
2. Tetapkan deadline secara tertulis
* Buatlah jadwal dengan jelas untuk setiap tugas, kapan harus tuntas, ditulis dengan jelas dan spesifik.
* Buatlah pengingat lewat petunjuk visual, misalnya, pengingat pada kalender, menambahkan item pada daftar apa yang harus dikerjakan, atau buat tempelan pada layar komputer Anda
* Bila perlu, tulis deadline Anda dengan spidol tebal, disebuah kertas ukuran A4
3. Mintalah bantuan keluarga, teman atau mentor Anda sebagai pengingat
* Minta salah anggota keluarga, sahabat dekat atau mentor yang Anda percaya, untuk mengingatkan Anda untuk misalnya saat teduh, selesaikan laporan, selesaikan tugas tertentu.
* Bila perlu buat suatu komitmen, kalau Anda melanggar kesepakatan penyelesaian tugas secara tepat waktu, maka Anda harus traktir teman Anda untuk nonton atau makan di restoran.
4. Mindset yang salah yang harus dibuang
Buang jauh-jauh beberapa pikiran yang akan menyebabkan kita menunda:
* Kalau saya kerjakan dan ternyata salah, nanti saya kena sangsi
* Semua data harus komplit dulu, baru saya kerjakan
* Bentar lagi deh....ngopi dulu....masih banyak waktu
* Lebih baik tidak dikerjakan daripada dikerjakan tapi tidak selesai
* Jika tidak dikerjakan dengan benar, lebih baik tidak dikerjakan
5. Hindari rumus " The Power Of Kepepet"... baru kerjakan tugas
Pada sebagian orang, bekerja pada waktu situasi sudah kepepet justru mengasyikan dan semakin tokcer. Tetapi ketika kita selalu menggunakan rumus kepepet, maka kita sedang memelihara kebiasaan menunda yang kronis. Orang yang bekerja dengan kebiasaan "the last minute" biasanya akan mudah kena penyakit stress.
6. Jangan terbawa perasaan
Rasa malas, takut mengalami kegagalan, dan berbagai perasaan lain sebaiknya ditinggalkan dan mulailah dengan tindakan. Sebagai contoh, bila kita menunggu mood untuk berolahraga, mungkin kita harus menunggu berbulan-bulan sebelum itu terjadi. Bila kita segera mulai berjalan cepat selama 5 menit, kita akan segera punya keinginan untuk lari selama 20 menit. Jadi, lakukanlah tindakan karena itu akan menimbulkan motivasi.
7. Pakai rumus "5 menit saja"
Untuk memulai, bisa kita gunakan trik “5 menit saja.” Ketika akan melakukan sesuatu yang sepertinya banyak dan rumit, katakan pada diri kita, kita hanya akan melakukan itu selama lima menit. Paksa diri kita membuka buku dan katakan, toh ini hanya lima menit.(fl)
Jika sudah memulai, kebanyakan orang akan merasa tanggung bila hanya mengerjakan sesuatu selama lima menit. Tanpa kita sadari, kita sendiri yang ingin menambah waktu lima menit tersebut.
Ada sebuah pernyataan yang cukup bagus untuk direnungkan yaitu "Banyak dari kita mengeluh bahwa kita tidak memiliki banyak waktu, sementara kita menghabiskan waktu untuk duduk-duduk tanpa mengerjakan apa-apa, mengkhawatirkan pekerjaan/tugas yang sedang menunggu kita."
Jadi masalahnya bukan tidak ada waktu, tetapi waktu yang ada justru dihambur-hamburkan untuk hal yang kurang perlu.
Gunakanlah waktu seperti kita mengelola dan menggunakan uang kita.
Apa keputusan Anda setelah membaca artikel ini ? Ingat : NOW or NEVER
(Untuk konsultasi dan penjelasan lebih lanjut bisa hubungi: freddyliong97@gmail.com)
thanks
BalasHapus