Kehendak Allah untuk Pernikahan

“Kehendak Allah untuk pernikahan” ? Mmm..yah...supaya kita bahagia..!?

Mmm....supaya bumi ini tidak kosong...!? atau....mmm...supaya tidak jatuh dalam dosa percabulan...!? ....mmm...mungkin untuk soal ini Allah tidak punya rencana khusus...kan ini masalah privacy....bukankah begitu??

Ya...pasti jawabannya...BUKAN!

Uh...daripada bingung kita wawancara langsung aja pengantin pertama di dunia, tahu siapa mereka? Yup...betul...Adam dan Hawa...

Berikut di bawah ini adalah wawancara imajiner yang berdasarkan Kejadian 1-3

Reporter : Selamat pagi...bapak dan ibu Adam...maaf mengganggu...

Adam : Ya...tidak apa-apa...silahkan, apa yang bisa kami bantu? Anda siapa ...yah?

Reporter : Oh...yah, perkenalkan saya adalah reporter majalah bulanan BUILD yang sedang mencari bahan untuk laporan kami dalam artikel “God’s Will for Marriage”. Di jaman kami banyak sekali anak-anak muda yang bingung ...mmm...bahkan yang sudah menikah....juga...yang sudah lama menikah, masih sering bertanya-tanya...”apa sebenarnya Kehendak Allah dalam pernikahan mereka”.. Jadi daripada kami mencari-cari dari sumber yang gak jelas, kami mencoba kembali ke masa lalu dan mencari informasi dari bapak dan ibu Adam yang tercatat sebagai pengantin yang pertama di dunia ini.

Adam : Oh...yaya...kasihan juga yah...ok silahkan...

Reporter : Pertama-tama kami mau bertanya, sejak kapan bapak Adam dan ibu Hawa merencanakan pernikahan ini?

Adam dan Hawa saling berpandangan dengan heran..

Hawa : Kami tidak pernah merencanakan pernikahan ini...

Reporter : (terkejut) Ooo...jadi Anda sudah terlanjur hamil dulu baru terpaksa menikah tanpa rencana..?

Hawa tepok jidat..

Adam : Bukan..begitu maksudnya...Kami...eh...tepatnya saya, karena kan saya yang lebih dahulu diciptakan Allah baru istri saya ini. Sejak pertama kali saya ada di dunia ini, tidak pernah ada pikiran untuk menikah...

Reporter : (terkejut) jadi..awalnya Anda rencana selibat (melajang) atau pernah patah hati jadi trauma menikah...?

Giliran Adam yang tepok jidat...

Adam : walaaah...Anda ngerti apa tidak sic...kan saya itu manusia pertama yang Allah ciptakan di dunia ini, mana mungkin pernah jalin hubungan asmara sama orang lain? Lagipula saya sudah punya tugas penting yang harus dijalankan dalam hidup di dunia ini.

Reporter : Pak...semua orang di jaman saya juga punya tugas penting dalam hidupnya, tapi kan tetap saja ada kebutuhan untuk bisa mengasihi dan dikasihi. Kan pak Adam bisa kering ...donk...gak ada siapa-siapa lagi di dunia ini yang bisa mengasihi bapak dan bapak kasihi...

Adam : Oooo...kalau itu yang dimaksud, saya punya sejak ada di dunia ini...

Reporter : Tuh...kan,... akhirnya ngaku juga...ada kan wanita lain yang pernah mengisi hidup bapak sebelum bertemu dengan ibu Hawa...

Adam : Bukan itu... bukan manusia yang bisa saya kasihi dan mengasihi saya dengan full..

Reporter : Hahh...masa sic...bapak Adam dengan simpanze itu?

Adam : Bukan...tapi dengan Allah sendiri, cukup hanya bergaul dengan DIA saat itu saya bisa terpenuhi kebutuhan emosional saya..saya bisa mengasihi DIA dan DIA bisa mengasihi saya.

Reporter : Ooo...gitu yah.. Nah, kalau sudah bisa puas dengan Allah, kenapa akhirnya ada manusia lain yang diberikan Allah kepada pak Adam?

Adam : Nah, jadi ceritanya gini, waktu itu Allah sudah ciptakan bumi, langit, cakrawala, benda-benda langit, tumbuhan dan hewan-hewan KECUALI hewan yang tinggal di darat dan manusia.

Reporter : Ya...saya ingat, setelah itu kan di hari keenam Allah menciptakan manusia dan binatang-binatang darat, bukan..

Adam : Ya, betul, tapi kamu perlu tahu, bahwa panjang waktunya “HARI” bagi Allah beda dengan harinya manusia kita sekarang. Jadi 1 harinya Allah lebih panjang waktunya daripada 1 harinya manusia (baca di 2 Petrus 3:8). Nah, saya diciptakan Allah sebagai ciptaan yang pertama di hari keenam itu, kemudian saya di tempatkan di Taman Eden.

Reporter : Trus...tugas pentingnya apa yang harus bapak lakukan sejak ada di dunia ini?

Adam : Tugasnya adalah untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden (Kej 2:15). Tugas ini berat karena saya juga harus memberi nama kepada semua hewan-hewan yang sudah ada waktu itu, yaitu semua jenis hewan yang di udara dan yang di laut. Tapi sekalipun berat, saya tetap bisa lakukan itu dengan sukacita dan semuanya bisa berjalan dengan lancar.

Reporter : Wah...repot juga, yah...bagaimana nanti kalau Allah sudah tambahkan hewan-hewan yang hidup di darat...apa bapak sanggup lakukan itu?

Adam : Tentu tidak sanggup, kalau Allah sudah tambahkan juga hewan-hewan darat yang harus saya beri nama.

Reporter : Wah...ternyata Allah kejam juga yah...sudah tahu bapak sudah dibatas kemampuannya ...eh,..masih diberi tugas tambahan..

Adam : Ooo...tidak begitu, kawan...Justru sebelum Allah ciptakan hewan-hewan darat itu dan membawanya kepada saya. Dia terlebih dahulu yang memikirikan semua kebutuhan saya, termasuk kebutuhan seorang penolong (baca deh...pikiran Allah di Kejadian 2:18). Karena Allah lebih tahu kebutuhan kita daripada diri kita sendiri, dan IA yang menyiapkan penolong bagi kita di saat yang tepat, yaitu saat kita membutuhkannya.

Reporter : Ooo...jadi kalau sampai sekarang Allah belum pertemukan saya dengan pasangan hidup saya, itu artinya saya masih belum membutuhkannya, gitu yah?

Adam : Ya...tepat 100%!

Reporter : Tapi kalau baca di kitab Kejadian 2:19, bukankah akhirnya Allah berikan tugas tambahan itu kepada pak Adam, padahal ibu Hawa belum diciptakan. Apakah bapak tidak jadi galau karena memerlukan penolong yang bisa menjadi partner bapak menyelesaikan tugas dari Allah ini?

Adam : Ya,...saya memang galau saat itu, di Kejadian 2:20 mencatat kekagaluan saya...saya coba cari penolong itu dari hewan-hewan yang sudah diciptakan Allah...tapi tidak ada satupun yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang saya tetapkan..

Reporter : Wah...senasib dengan saya, pak...saya juga tuh, bolak-balik di mana-mana berusaha cari pasangan hidup yang cocok dengan kriteria yang saya buat, gak dapat-dapat...jadi galau deh.. Jadi kapan bapak baru dipertemukan Allah dengan ibu Adam?

Adam : Setelah bangun tidur...

Reporter : Lho...koq kenapa setelah tidur?

Adam : Itu dia hebatnya Allah, karena DIA tahu kalau selama saya masih sadar dan melek, maka saya tentu akan terus-terusan menilai siapapun yang Allah kasih berdasarkan kriteria yang saya buat, padahal kan belum tentu kriteria yang saya buat itu yang baik buat saya. Yang tahu yang terbaik buat saya kan Allah sendiri, karena DIA yang ciptakan saya, jadi pasti DIA tahu 100%.

Reporter : Betul juga...

Adam : Saat akhirnya saya capek berusaha cari-cari pasangan berdasarkan kriteria yang saya buat, saya serahkan deh semuanya kepada Allah ...dan itu akhirnya saya bisa tidur. Dan saat saya serahkan semua kebutuhan saya akan penolong kepada Allah, barulah Allah berikan yang terbaik kepada saya pada waktunya yang tepat.

Reporter : Kemudian setelah Allah pertemukan bapak Adam dengan ibu Hawa, apakah rencana Allah atas pernikahan kalian? Untuk teruskan mengusahakan dan memelihara Taman Eden?

Adam : Ooo...bukan, itu terlalu kecil untuk anugerah penolong yang Allah berikan ini. Tugas mengusahakan dan memelihara Taman Eden adalah visi yang Allah berikan kepada saya saat masih single. Setelah kami menikah, Allah tunjukkan visi yang jauh lebih besar daripada itu. Yaitu supaya kami beranak cucu dan bertambah banyak..

Reporter : Ah...apanya yang luar biasa,...itu kan memang sudah natural-nya punya anak...

Adam : Tunggu dulu...saya kan belum selesai, memang kalau kita menikah sekalipun diberkati di gereja dan ikut Bimbingan Pra Nikah dan visinya cuma untuk punya anak dan cucu...gak menarik itu pernikahan. Tapi tujuan Allah supaya kami memenuhi bumi dengan anak cucu kami adalah untuk menaklukkannya dan berkuasa atas semua ciptaanNYA yang lain.

Reporter : wuiiih....keren.....

Adam : Makanya, cepatlah kamu pulang dari tempat ini segera hubungi call centre Bimbingan Pra Nikah di area ibadah kamu saat sudah mulai dipertemukan Allah dengan pasangan hidupmu. Karena mereka akan membantumu untuk menemukan Visi Pernikahan seperti yang kami dapatkan.

Reporter : Siip deh....terima kasih bapak dan ibu Adam, saya pamit dulu....Caoo...!

Dan wawancara imajiner inipun selesai...

Sumber

1 komentar: