Penjelasan Singkat Tritunggal

Salah satu hal yang paling sulit dimengerti dalam iman kekristenan adalah mengenai istilah Tritunggal Maha Kudus. Tritunggal sebenarnya adalah istilah untuk menyebutkan “Allah itu satu tetapi mempunyai tiga Pribadi”. Kenapa istilah Tritunggal ini menjadi sangat sulit dipahami oleh manusia? Karena manusia tidak bisa dengan sempurna memahami Allah yang begitu besar dan begitu sempurna. Namun itu tidak berarti kita tidak bisa memahaminya sama sekali. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini saya akan mencoba secara singkat (diulang, secara singkat) menerangkan apa itu Allah Tritunggal.

Allah itu esa

Pertama yang harus diketahui adalah bahwa Allah itu esa (Ul 6:4, Mal 2:15, Mrk 12:29, Yoh 5:44, 1 Kor 8:4, 1 Tim 1:17, 1 Tim 2:5).

Ulangan 6:4, Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!

Maleakhi 2:15, Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.

Markus 12:29, Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

Yohanes 5:44, Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?

1 Korintus 8:4, Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa."

1 Timotius 1:17, Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.

1 Timotius 2:5, Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,

Ayat - ayat tadi baru beberapa ayat yang memberi tahu Allah itu satu secara tersurat, belum lagi yang mengungkapkan secara tersirat, akan tidak terhitung berapa jumlahnya. Begitu banyak ayat yang berkata bahwa Allah itu esa (satu) dan memang Allah itu satu dan tidak diragukan lagi kalau Allah itu satu. Namun jika dilihat dari bahasa aslinya, bahasa Ibrani, kata Allah menggunakan kata Elohim (jamak), bagaimana mungkin Allah yang satu menggunakan kata jamak ini? Jawabannya dapat ditemukan di awal artikel ini, karena Allah mempunyai tiga pribadi, yaitu Bapa, Yesus Kristus (Anak), dan Roh Kudus. Tidak, Bapa, Yesus, dan Roh Kudus bukan tiga, semuanya adalah satu kesatuan Allah. Ketiganya adalah kekal, tidak ada yang menciptakan, sudah ada sejak semula, bahkan sebelum semuanya jadi.

Bapa adalah Allah, Yesus Kristus adalah Allah, Roh Kudus adalah Allah

1 Kor 8:6, namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.

Secara singkat, Bapa adalah sumber dari segala sumber dan kepada Bapa saja kita hidup. Hanya oleh Tuhan Yesus Kristus saja segala sesuatu jadi dan hanya melalui Yesus Kristus sajalah kita dapat menuju Bapa. Yesus Kristus adalah Firman yang hidup. Pada saat penciptaan, Allah Bapa berfirman dan segala sesuatunya jadi. Yesuslah Firman yang telah menjadi manusia.

Yohanes 1:1, Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Yohanes 1:14, Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Yesus adalah Anak Allah yang hidup. Penjelasan lebih lanjut silakan buka artikel Kata Siapa Yesus Itu Tuhan? Yesus juga menegaskan bahwa Dia dan Bapa adalah satu.

Yohanes 10:30, Aku dan Bapa adalah satu.

Jelas Yesus mengatakan bahwa diri-Nya dan Allah bapa adalah satu kesatuan yang utuh, tidak dapat dipisahkan. Roh Kudus juga adalah Allah, Roh Kudus mempunyai sifat – sifat yang sama dengan sifat yang dimiliki oleh Allah. Roh Kudus bukanlah seperti kuasa mistis, Roh Kudus juga merupakan satu pribadi Allah. Kisah Para Rasul 5:3-4 mengatakan bahwa saat kita mendustai Roh Kudus, itu sama saja kita mendustai Allah. Penjelasan mengenai Roh Kudus ini juga tidak akan dibahas secara rinci di sini.

Kenapa bisa disebut satu?

Mungkin inilah bagian terpenting dari apa yang sedang kita bahas, bagaimana mungkin tiga pribadi, Bapa, Anak, dan Roh Kudus bisa disebut satu? Manusia sering kali menggambarkannya dengan beberapa perumpamaan. Perumpamaan yang paling sering kita dengar adalah bagaimana seseorang pada di saat di rumah adalah anak, pada saat di sekolah adalah murid, pada saat di lingkungan adalah teman, walaupun terlihat tiga, tetapi seseorang ini sebenarnya adalah satu. Pada dasarnya anak itu adalah satu, hanya mempunyai tiga fungsi. Bapa, Anak, dan Roh Kudus selain memiliki fungsi yang berbeda, juga merupakan pribadi yang berbeda, jadi menurut saya perumpamaan tadi kurang pas untuk menjelaskan Allah Tritunggal. Perumpamaan lain adalah bagaimana manusia terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh, namun tetap satu. Perumpamaan ini juga kurang pas menurut saya karena tubuh, jiwa, dan roh merupakan bagian dari manusia, jika hanya tubuh saja atau jiwa saja atau roh saja, maka bukanlah manusia itu sendiri. Lalu perumpamaan apa yang cocok untuk menggambarkan ini semua? Sampai saat ini pun saya belum bisa menemukan perumpamaan apa yang cocok dengan sifat Allah ini, tetapi bukan tidak mungkin kita mengetahui bagaimana kesatuan Allah dapat terjadi.

Yohanes 17:22, Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:

Ini merupakan kutipan dari doa Yesus untuk murid – murid-Nya (termasuk kita yang percaya pada Yesus). Yesus mengatakan bahwa Yesus memberikan kemuliaan kepada kita, kemuliaan yang diberikan Bapa kepada Yesus, kemuliaan ini membuat kita menjadi satu, menjadi satu di sini seperti Bapa dan Yesus adalah satu. Jadi apa kemuliaan yang diberikan itu? Kemuliaan itu adalah kemampuan untuk menjadi satu, sama seperti Bapa dan Yesus adalah satu. Jadi Bapa dan Yesus adalah satu karena mempunyai kemuliaan ini. Kemuliaan itu apa sih sebenarnya?

Yohanes 17:23, Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.

Ya, jawabannya ada di ayat ini, apa yang Bapa berikan kepada Yesus, dan Yesus berikan kepada kita adalah kasih. Kemuliaan tersebut ternyata adalah Kasih dari Bapa. Kasih dari Bapa ini lah yang mempersatukan. Tentu ini bukanlah kasih sembarangan, kasih yang dimaksudkan adalah kasih agape, kasih tanpa syarat yang mau berkorban, kasih yang sempurna yang hanya dimiliki oleh Allah. Jadi jawaban dapat disimpulkan bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah kasih itu sendiri, kasih agape lah yang mempersatukan Bapa, Anak, dan Roh Kudus, mereka bukanlah tiga, tapi satu kesatuan yang tidak dapat dilepas. Dalam 1 Yohanes 4:7-21 merupakan satu perikop yang menjelaskan bahwa “Allah adalah kasih”.

1 Yohanes 4:8, Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

1 Yohanes 4:10, Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

Kasih itu berasal dari Allah dan sudah ada pada mulanya karena Allah adalah kasih. Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah satu dalam satu kesatuan kasih yang tidak dapat dipisahkan.

Melihat dari penjelasan di atas, sebenarnya jika kasih Allah benar – benar ada di dalam kita, kita juga bisa bersatu dan tidak terpecah, namun ternyata selama kita ada di dunia, godaan dunia membuat kita tidak dapat melakukan kasih yang sempurna yang dari Bapa itu, kasih yang mempersatukan. Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk saling mengasihi seperti Allah mengasihi agar kita dapat menjadi satu di dalam Kristus.

Penjelasan saya di atas mungkin saja salah, karena saya bukan Allah dan tidak pernah menjadi Allah. Dengan otak kita yang sedemikian terbatas, kita tidak mungkin dapat memahami Allah yang begitu besar. Allah juga tidak dapat dianalogikan dengan apapun yang ada di dunia ini karena Allah bukan berasal dari dunia, Allah sudah ada sejak semula sebelum semuanya ada. Walaupun tidak dapat dijelaskan secara tepat, kita tidak perlu malu dengan konsep Tritunggal ini, karena memang Allah adalah maha segalanya, dan sekali lagi tidak mungkin manusia yang terbatas dapat secara tepat memahami Allah Tritunggal.

-N.L.H-

Menegur dengan Kasih

I Timotius 5:1-2 Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.

Kasih adalah ciri khas kehidupan orang Kristen dan kasih tidak boleh hanya di bibir saja, tetapi kasih harus di nyatakan dalam perbuatan nyata.  Kasih yang hanya di bibir saja adalah kasih yang semu. Kasih berkaitan erat dengan berkorban, apakah itu berupa berkorban pemberian, berkorban dalam bentuk perhatian bahkan berkorban dalam bentuk perasaan.

Kasih adalah wujud nyata dari ajaran Kristus. Segala tindak tanduk orang Kristen harus didasari oleh kasih, apakah itu dalam pelayanan, pekerjaan, bersosialisasi maupun dalam hal menegur. Teguran yang di sampaikan harus di bungkus oleh kasih. Orang yang salah boleh ditegur asal tetap dalam koridor kasih. Mengapa banyak sekali kita temukan orang yang menegur malah akhirnya bertengkar dengan orang yang ditegurnya? Itu karena teguran yang diberikan adalah teguran yang di luar koridor kasih. Hal ini sering kita temukan di dunia pekerjaan. Seorang atasan sering menegur bawahannya dengan suka-suka. Akibatnya bawahannya melakukan perlawanan yang akhirnya terjadilah pertengkaran.

Contoh teguran yang berada di luar kasih dapat kita lihat di bawah:
1.Teguran yang di motivasi oleh amarah.

2.Teguran yang di motivasi oleh kebencian.

3.Teguran yang di motivasi oleh membalas.

4.Teguran yang di motivasi oleh iri hati.

5.Teguran yang di motivasi oleh untuk menunjukkan power selaku atasan.

Jika kita menegur dengan motivasi di atas maka hasilnya kemungkinan besar bukan mendatangkan kebaikan, melainkan mendatangkan kekacauan.

Pada ayat pembuka di atas Paulus mengajarkan bagaimana kita menegur seseorang, yaitu:

1.Jangan menegur dengan keras.

Biasanya menegur dengan keras di motivasi oleh amarah. Amarah menyebabkan mulut tidak terkendali. Mulut yang tidak terkendali akan mengeluarkan kata-kata yang keras dan menyakitkan. Inilah yang menjadi penyebab munculnya masalah baru yaitu pertengkaran. Akibatnya keadaan semakin kacau. Orang yang ditegur bukannya berubah, malah semakin parah. Sementara orang yang menegur akan semakin emosi yang bisa membawanya jatuh ke dalam dosa. Cara ini tidak akan membawa kepada penyelesaian yang lebih baik. Cara yang benar adalah tegurlah dengan suara lembut walaupun hati kita sudah sangat jengkel. Ini sangat sulit dan butuh pengorbanan, yaitu korban perasaan.  Itulah kasih, seperti yang saya ungkapkan di atas, kasih adalah pengorbanan termasuk korban perasaan.

2.Tegurlah dengan tata krama dan sopan santun.

Hargailah orang yang lebih tua walaupun ia salah, tegurlah ia dengan sopan. Itulah tata krama sopan santun yang benar. Walaupun kita berhak untuk menegurnya, tetapi jangan gunakan hak itu sesuka hati.   Hargailah dia sebagai orang yang lebih tua. Jika kita bisa melakukan itu maka pasti ia tidak akan membenci kita, malah sebaliknya ia akan semakin menyegani kita.

Daud adalah pribadi yang tepat untuk kita jadikan contoh. Walaupun ia tidak berbuat salah namun Saul sangat benci kepadanya dan ingin membunuhnya. Namun Daud tidak pernah membenci Saul. Bahkan ketika ada kesempatan baginya untuk membunuh Saul, Daud tidak melakukannya. Malah ia menasihati Saul dengan lembut. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

I Samuel 24:10-12 Lalu berkatalah Daud kepada Saul: “Mengapa engkau mendengarkan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu? Ketahuilah, pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa TUHAN sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN. Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.

3.Tegurlah dengan didikan.

Terkadang orang melakukan kesalahan karena kekurangan hikmat. Kesalahan seperti ini sering dilakukan oleh kaum muda. Kaum muda adalah orang yang mempunyai kekuatan dan semangat namun sangat disayangkan terkadang mereka kurang berhikmat. Dan untuk orang yang demikian cara menegur yang paling baik adalah dengan dimotivasi oleh didikan dan pengayoman, teguran ini biasanya dalam bentuk nasihat yang mendidik.

Amsal  22:6 Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.

Oleh sebab itu, jika kita ingin orang yang berbuat salah berubah dari perbuatannya dan berbalik dari jalannya yang salah maka kita harus menegurnya dengan kasih, bukan dengan amarah atau dengan kebencian. Sebelum kita mengajak dia untuk hidup benar dalam Kristus maka kita harus menunjukkan terlebih dahulu kasih Kristus yang benar yaitu dengan cara menegurnya dalam kasih. Jika kita bisa melakukannya maka masalah yang baru yaitu pertengkaran tidak akan terjadi, dan orang yang kita tegur tersebut kemungkinan besar akan berubah. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Sumber

Bagaimana cara mengubah orang lain

Bisakah kita mengubah orang lain agar menjadi lebih baik?

Banyak sekali pertanyaan seperti “Bagaimana sih cara biar teman aku sadar dan berubah jadi tidak egois lagi?” atau “Bagaimana sih caranya mengubah mama aku  biar tidak suka menghabis - habiskan uang untuk foya – foya lagi?” atau “Apa yang harus saya lakukan agar pacar saya tidak suka bohong lagi?” Inti dari semua pertanyaan tadi adalah “Bagaimana caranya agar kita bisa mengubah orang lain menjadi lebih baik?” Pertanyaan – pertanyaan semacam itu sering kali kita dengar di sekeliling kita atau bahkan kita sendiri yang bertanya demikian. Tapi apakah benar kita dapat mengubah orang lain? Jawabannya adalah tidak, bahkan kita sendiri pun sebenarnya tidak bisa mengubah diri kita sendiri. Yang sanggup mengubahkan diri manusia hanyalah Tuhan Yesus Kristus saja. Hanya melalui Firman-Nya manusia dapat diubahkan.

Kalau begitu kita tidak bisa melakukan apa – apa agar orang lain bisa berubah?

Kita tidak punya kemampuan dan tidak akan pernah diberi kemampuan untuk dapat mengubah orang lain. Kita hanya diberi kemampuan untuk dapat menerima orang lain apa adanya dan mengasihi orang lain bagaimanapun orang itu. Daripada pusing memikirkan bagaimana cara mengubah orang lain, lebih baik kita belajar untuk dapat menerimanya orang lain apa adanya dan juga belajar untuk mengasihinya. Orang lain bisa saja berubah ketika diterima dan dikasihi oleh kita.

Selain itu, kita masih dapat melakukan sesuatu agar orang lain dapat berubah, salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah menegurnya.

Matius 18:15, Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.

Tetapi harus diingat kalau kita harus menegur di dalam kasih. Untuk mengetahui bagaimana cara menegur yang baik, sangat direkomendasikan untuk membaca juga artikel Menegur dengan Kasih. Selain menegur, kita juga harus terus mendoakan orang tersebut agar Tuhan Yesus Kristus dapat mengubahkan hatinya sehingga orang tersebut dapat berubah dalam pembaharuan dalam Roh Kudus.

Jadi, mulailah tegur dan doakan orang yang kita kasihi agar dapat senantiasa berubah menjadi pribadi yang lebih baik di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Namun ingat, pada saat orang lain dapat berubah, itu sama sekali bukan karena kita, itu karena Tuhan Yesus yang mengubahkan mereka.

-N.L.H

Yesus berdoa pada siapa

Kapan Yesus berdoa?

Yesus adalah pendoa sejati, selama hidup-Nya Yesus tidak pernah melewatkan satu haripun tanpa berdoa. Bisa juga dikatakan bahwa Yesus berdoa senantiasa. Di alkitab tertulis bahwa Yesus memulai hari dengan doa.

Markus 1:35, Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.

Yesus juga selalu mengakhiri hari dengan berdoa.

Matius 14:23, Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.

Bahkan sebelum Yesus menyerahkan diri untuk menebus dosa kita semua, Yesus juga berdoa di taman Getsemani (Matius 26:36-46).

Yesus kan Allah, kenapa Yesus masih berdoa? Berdoanya kepada siapa?

Hal inilah yang seringkali banyak orang tanyakan tentang Yesus, dan bahkan malah mempertanyakan ke-Allahan Yesus. Pertama - tama saya ingin katakan bahwa Yesus berdoa kepada Allah Bapa. Yesus adalah Allah, Yesus dan Allah Bapa adalah satu, Yesus dan Bapa (bersama Roh Kudus tentunya) tidak pernah bisa dipisahkan dan merupakan satu kesatuan. Kesatuan ini dibahas di artikel Penjelasan Singkat Tritunggal.

Jadi, kalau begitu seharusnya Yesus tidak perlu berdoa lagi kepada Allah Bapa, karena Yesus dan Bapa adalah satu kan? Jawabannya sederhana, ingat bahwa Yesus bukan hanya 100% Allah, Yesus juga 100% manusia.

Filipi 2:5-7, Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Ya, Yesus juga sepenuhnya manusia seperti kita. Yesus  juga punya daging yang lemah seperti kita, bedanya Yesus tidak berbuat dosa. Yesus yang adalah Firman yang hidup, rela menjadi manusia untuk menebus dosa kita. Karena itulah Yesus yang walaupun adalah Allah harus tetap berhubungan dengan Allah Bapa melalui doa. Allah Bapa harus senantiasa berbicara kepada Yesus. Yesus juga menjalankan apa yang menjadi kebutuhan manusia normal, yaitu berhubungan dengan Allah Bapa melalui doa. Yesus adalah Allah yang benar - benar menjadi manusia seperti kita yang butuh untuk berdoa, walaupun Yesus juga tetap adalah Allah.

Yesus senantiasa berdoa dalam hidupnya karena Yesus perlu berdoa dan tetap berhubungan dengan Allah Bapa sepanjang waktu di dalam tubuh manusia-Nya, bagaimana dengan kita?

1 Tesalonika 5:17, Tetaplah berdoa.

-N.L.H-

Makanan Apa Saja Yang Haram

Apa saja sih makanan yang haram?

Untuk menjawab pertanyaan ini maka ada satu perkataan Yesus yang dapat dijadikan acuan.

Matius 15:11, “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.”

Lebih jauh lagi kita dapat juga melihat penjelasannya di Matius 15:17-18.

Matius 15:17-18, Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban? Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.

Ayat – ayat di atas jelas memberikan jawaban kalau sebenarnya tidak ada makanan yang haram. Jika memang masih ada makanan yang diharamkan, maka apakah kematian Kristus di kayu salib tidak cukup?

Jadi boleh makan apa saja dong?

Tidak ada makanan yang haram tidak berarti juga kita boleh makan apa saja. Kita juga harus berhikmat apa yang baik masuk ke dalam mulut kita untuk menjaga tubuh yang diberikan Tuhan ini kepada kita agar tetap sehat.

Roma 14:21, Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu.

Satu hal lagi yang harus diperhatikan adalah, jangan sampai karena kita memakan sesuatu, itu akan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Contohnya akan diberikan di bawah.

Di hukum taurat bukannya ada yang haram ya?

Ya, benar sekali dalam hukum taurat, tepatnya di Imamat 11 dan Ulangan 14:3-21, terdapat makanan yang memang diharamkan. Tetapi Yesus sudah datang dan menggenapkan hukum taurat ini. Hukum taurat adalah bayang – bayang dan wujudnya adalah Kristus. Kristus tidak pernah membatalakan hukum taurat, melainkan menggenapinya. Dalam bahasa aslinya, penggenapan ini dapat juga diartikan dengan kata “mengakhiri”. Saya tidak akan membahas panjang lebar di sini, tetapi intinya adalah Yesus sudah menggenapi hukum taurat tersebut dengan darah-Nya yang tercurah di kayu salib.

Bagaimana dengan Kisah Para Rasul 21:25?

Kis 21:25, Tetapi mengenai bangsa-bangsa lain, yang telah menjadi percaya, sudah kami tuliskan keputusan-keputusan kami, yaitu mereka harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan.

Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa tidak ada makanan yang diharamkan lagi bukan berarti boleh memakan semua makanan. Ayat di atas adalah keputusan (oleh para rasul) kepada orang Kristen non-Yahudi pada saat itu agar tidak makan makanan yang seperti disebutkan di atas. Seperti yang kita ketahui bahwa orang Yahudi, walaupun sudah menjadi Kristen, masih sangat kental dengan hukum taurat, oleh karena itu pada saat itu para rasul mengambil keputusan untuk melarang orang Kristen non-Yahudi agar tidak memakan makanan tertentu, alasannya jelas, agar tidak terjadi perselisihan antara orang Kristen Yahudi dan orang Kristen non-Yahudi pada saat itu. Diulangi lagi, pada saat itu. Seperti yang dikatakan sebelumnya, tidak ada yang diharamkan bukan berarti boleh memakan apa saja, harus berhikmat juga dalam memilih makanan. Dalam hal ini para rasul berhikmat untuk melarang beberapa jenis makanan agar orang Kristen Yahudi dan orang Kristen non-Yahudi bisa tetap bersatu dan tidak terpecah. Ini merupakan contoh sederhana dari yang disebutkan pada Roma 14:21, jangan sampai karena orang Kristen non-Yahudi memakan sesuatu, itu menjadi batu sandungan dan menjadi sumber pertengkaran dengan orang Kristen Yahudi.

Kesimpulannya adalah, walaupun tidak ada makanan yang diharamkan, bukan berarti kita boleh memasukkan apapun ke dalam mulut kita, kita juga harus berhikmat apa yang boleh kita makan dan apa yang tidak boleh kita makan untuk menjaga tubuh yang diberikan Tuhan tetap sehat dan tidak menjadi batu sandungan untuk orang lain.

-N.L.H-

Siapa istri Kain

Banyak pertanyaan yang menanyakan siapa sebenarnya istri Kain.

Kejadian 4:17, Kain bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh.

Hampir semua orang beranggapan bahwa pada saat itu di dunia hanya ada Adam, Hawa, Kain, dan Habel (yang kita semua tahu bahwa pada Habel telah mati dibunuh oleh Kain). Namun jika dilihat dari daftar keturunan Adam di pasal 5, kita akan menemukan ayat berikut.

Kejadian 5:4, Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.

Dari ayat tersebut jelas sekali bahwa Adam dan Hawa mempunyai banyak anak, dan tidak menutup kemungkinan bahwa pada saat peristiwa pembunuhan Kain terhadap Habel, anak Adam dan Hawa sudah ada banyak. Jadi jelas jawaban untuk pertanyaan di atas, istri Kain adalah saudara kandungnya sendiri.

Berarti pada saat itu Kain melakukan perkawinan sedarah? Apa diperbolehkan?

Ya, karena pada saat itu memang tidak ada pilihan lain dan perkawinan dengan saudara kandung (bukan saudara kembar) ini memang harus dilakukan, setidaknya untuk generasi pertama dan bahkan mungkin pada generasi kedua. Apakah tidak berbahaya perkawinan yang seperti ini? Pada saat itu mungkin saja manusia masih lebih “sempurna” dan umur manusia masih sangat panjang karena dosa belum seperti sekarang ini yang membuat umur manusia semakin lama semakin singkat. Pada keturunan selanjutnya, sepertinya perkawinan sedarah atau sering disebut juga dengan incest tidak diperbolehkan, meskipun secara lisan saja tertulis. Barulah pada saat adanya Hukum Taurat Musa (misal di Imamat 20:17) perkawinan sedarah (incest) ini secara resmi dilarang.

Imamat 20:7, Bila seorang laki-laki mengambil saudaranya perempuan, anak ayahnya atau anak ibunya, dan mereka bersetubuh, maka itu suatu perbuatan sumbang, dan mereka harus dilenyapkan di depan orang-orang sebangsanya; orang itu telah menyingkapkan aurat saudaranya perempuan, maka ia harus menanggung kesalahannya sendiri.

Apakah Adam benar – benar manusia pertama yang diciptakan Allah?

Banyak yang berpikir bahwa Allah menciptakan manusia lain terlebih dahulu karena pada pada Kejadian 1:27-28 dituliskan bahwa Allah menciptakan manusia barulah pada pasal kedua diceritakan bahwa Allah membentuk Adam. Tapi ayo kita cek Kejadian 2:5-7.

Kejadian 2:5-7, belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu-- ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Jadi secara singkat kita dapat katakan bahwa cerita penciptaan Adam merupakan detail dari penciptaan manusia yang diceritakan pada pasal satu.

Jadi Tuhan tidak menciptakan manusia lain selain Adam dan Hawa?

Jika tidak ada perkawinan yang seperti ini, jawaban lainnya adalah Tuhan menciptakan manusia – manusia lain selain Adam dan Hawa. Tapi sepertinya hal ini tidak mungkin karena tidak ada satupun penjelasan yang dapat diterima jika benar – benar ada manusia lain. Jika ada manusia lain yang diciptakan Allah secara langsung, apakah manusia tersebut satu per satu diusir dari Taman Eden? Apakah tidak ada manusia yang tidak dapat berbuat dosa, padahal Tuhan menciptakan manusia sempurna sesuai dengan gambarannya? Apakah mungkin ada manusia yang tidak melakukan dosa dan tertinggal di Taman Eden? Atau yang paling ekstrim adalah apakah mungkin Tuhan menciptakan manusia yang tidak sempurna di luar Taman Eden? Apapun itu, tidak ada penjelasan yang dapat diterima jika memang benar ada manusia lain yang diciptakan Allah secara langsung. Hal ini diperkuat dengan perintah Allah yang pertama kepada manusia di

Kejadian 1:28, Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Jika kita melihat firman tersebut, jelas firman tersebut ditujukan kepada Adam dan Hawa, satu – satunya (walaupun dua sebenarnya sih) manusia yang hidup. Dengan adanya firman tersebut, maka tanpa menciptakan manusia lain pun Adam dan Hawa tetap bisa beranak cucu dan bertambah banyak. Mengapa dikatakan bahwa pada saat itu hanya ada Adam dan Hawa? Jika kita baca lebih lanjut di Kejadian 2:18.

Kejadian 2:18, TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

Jelas di sini bahwa pada saat itu hanya Adam yang diciptakan (baca: seorang diri) dan Allah menciptakan Hawa untuk melengkapi Adam.

Oke, anggap saja itu semua hanya asumsi saya dan masih tidak percaya kalau tidak ada manusia lain yang Allah ciptakan, bagaimana dengan Kejadian 3:20?

Kejadian 3:20, Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. (TB)

Kejadian 3:20, Adam menamakan istrinya Hawa, karena perempuan itu menjadi ibu seluruh umat manusia. (BIS)

Saya rasa ayat di atas sudah menjelaskan semuanya dengan jelas.

-N.L.H-